widgeo.net

Saturday, May 25, 2013

Makalah Strategi Pembelajaran



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i......
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1    Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2    Rumusan Masalah............................................................................... 2
1.3    Tujuan................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
2.1    Pengertian Strategi.............................................................................. 3
2.2    Pendekatan Pembelajaran................................................................... 3
2.3    Prosedur atau Urutan Pembelajaran.................................................... 4
2.4    Metode Pembelajaran......................................................................... 5
2.5    Waktu dalam Pembelajaran.............................................................. 11
BAB III PENUTUP................................................................................... 12
3.1  Simpulan........................................................................................... 12
3.2  Saran  ............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 13











BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya oleh proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan rangkaian aktivitas dan interaksi antara siswa dan guru yang dikendalikan melalui perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran perlu dilakukan secara sistematis berdasarkan prosedur pembelajaran yang telah dikembangkan. Oleh karena itu, salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru Sekolah Dasar adalah mampu memahami dan melaksanakan prosedur pembelajaran dalam pembelajaran kelompok, individual maupun klasikal. Untuk menerapkan kemampuan tersebut sebaiknya guru mengingat kembali tentang konsep dan prinsip belajar dan pembelajaran, tentang berbagai jenis pendekatan belajar dan pembelajaran serta tentang berbagai jenis strategi belajar mengajar, terutama strategi yang sesuai dengan tuntutan KBK seperti pembelajaran kontekstual, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis penemuan (inquiry), pembelajaran berbasis kajian (investigasi) dan ekspositori. Secara umum tahapan pembelajaran menjadi tiga tahapan sebagai berikut tahapan kegiatan prapembelajaran atau kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan kegiatan akhir pembelajaran. Setiap tahapan tersebut ditempuh secara sistematis, efektif dan efisien. Proses pembelajaran merupakan salah satu tahapan penting dalam pembelajaran. Oleh karena itu, proses pembelajaran perlu ditempuh melalui prosedur yang sistematis dan sistemik. Nah, apa dan bagaimana prosedur pembelajaran itu? Seperti apa strategi pembelajarannya? Oleh karena itu, kita akan membas mengenai hal tersebut. Ini dimaksudkan agar kita sebagai calon pendidik atau pendidik sekalipun lebih mengetahui dan memahaminya agar dapat diaplikasikan ketika mengajar di sekolah. mengenai hal tersebut.

1.2  Rumusan Masalah
1.       Apa pengertian strategi dan strategi pembelajaran itu?
2.      Bagaimana pendekatan pembelajaran itu?
3.      Bagaimana prosedur atau urutan pembelajaran itu?
4.      Apa saja metode pembelajaran itu?
5.      Bagaimana waktu dalam pembelajaran itu?

1.3  Tujuan
1.      Dapat mengetahui pengertian strategi dan strategi pembelajaran.
2.      Dapat mengetahui tentang pendekatan pembelajaran.
3.      Dapat mengetahui tentang prosedur dan urutan pembelajaran.
4.      Dapat mengetahui tentang metode pembelajaran.
5.      Dapat mengetahui penggunaan waktu dalam pembelajaran.














BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani strategos yang berarti jenderal atau panglima, sehingga strategi diartikan sebagai ilmu kejendralan atau ilmu kepanglimaan. Dalam pengertian militer strategi berarti cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk mencapai Tujuan perang. Dimana tujuan perang itu sendiri tidak ditentukanoleh militer tapi politik. Apabila politik sudah menetapkan tujuan maka tugas militer adalah memenangkannya. Dewasa ini strategi disamping sebagai seni juga sesuatu yang bisa dipelajari sehingga strategi juga sebagai ilmu (Gulo, 2002:1).
Istilah strategi selanjutnya dipakai dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses belajar-mengajar atau pembelajaran untuk mencapai proses dan hasil yang optimal. Secara umum pengertian strategi dalam bidang pendidikan/pembelajaran adalah sebagai suatu seni dan ilmu untuk membawakan pengajaran di kelas sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum bisa dicapai secara efektif dan efisien.

2.2    Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran yaitu pangkal dan titik tekan yang mendapat perhatian utama dalam penyelenggaraan pembelajaran. Pendekatan lahir dari pandangan dan pemahaman yang dianut (filosofi pendidikan) sekaitan dengan belajar itu sendiri. Terdapat multi pandangan tentang belajar, maka dengan demikian, terdapat banyak pendekatan pembelajaran. Ada pendekatan filosofis (terdapat macam-macam aliran filsafat), pendekatan psikologis (teori-teori belajar dan tugas-tugas perkembangan siswa), pendekatan berorientasi siswa, pendekatan materi pelajaran, pendekatan penggunaan media, pendekatan berdasarkan aktivitas pembelajaran dan pendekatan berdasarkan pengolahan pesan.
Pendekatan berdasarkan pengolahan pesan ada dua penggolongan pendekatan pembelajaran yang paling populer yaitu, pendekatan ekspositoric atau teacher centered dan pendekatan heuristic atau student centered. Dalam pendekatan ekspositoric materi ajar disusun dan disampaikan secara utuh dan lengkap oleh guru. Sedangkan pendekatan heuristic sebaliknya materi ajar dicari dan disampaikan atau dibahas oleh siswa dibawah pengarahan guru.
Pemilihan salah satu pendekatan akan berimplikasi terhadap pemilihan metode pembelajaran utama yang digunakan. Contoh, penggunaan pendekatan ekspositoric metode utama yang cocok digunakan adalah ceramah. Sedangkan metode pendekatan heuristic ccok menggunakan metode discovery/inquiry. Pertimbangan untuk menetapkan pendekatan mana yang akan digunakan ini tergantung pada wawasan kependidikan guru, dan pertimbangan karakteristik komponen-komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran, termasuk unsur guru dan siswa.. jadi, ketika kita menggunakan suatu pendekatan pembelajaran, nilai-nilai pendekatan lainnya juga harus mendapat perhatian. Karena semua penjelasan tentang macam-macam pendekatan pembelajaran pada hakikatnya membicarakan tentang satu objek yang sama yaitu proses pembelajaran.

2.3    Prosedur atau urutan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran khususnya di dalam kelas bisa di bagi menjadi atas tiga tahapan atau fase yaitu tahapa pendahuluan (pra-instruksional), tahap penyajian (instruksional), dan tahap penutupan (post-intruksional)
Pada fase pendahuluan di dalamnya terdiri dari tiga kegiatan yaitu:
1.      Menjelaskan secara singkat tentang isi pembelajaran
2.      Menjelaskan relevansi isi pembelajaran baru dengan materi yang lalu, pengalaman siswa, dan kegunaan potensial secara teoritik (kaitanya dengan bahasa selanjutnya) dan praktik (kegunaan langsung bagi kehidupan langsung). Relevansi di atas mungkin bisa terpenuhi semuanya mungkin juga tidak, tergantung pada sifat materi pembelajarannya  juga.
3.      Menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang ingin di capai.
Fase penyajian yang bisa di sebut sebagai kegiatan inti, juga terdiri dari langkah kegiatan yaitu:
1.    Menguraikan materi pembelajaran (eksplosrasi)
2.    Memberikan contoh untuk memperjelas uraian (elaborasi)
3.    Mengadakan latihan untuk memperkuat penerimaan siswa (konfirmasi)
Fase penutupan. Pada fase ini terdiri dari dua tahap kegiatan yaitu:
1.    Membuat rangkuman materi
2.    Mengadakan tes dan umpan balik
3.    Memberikan tindak lanjut
Jadi, dalam proses pembelajaran itu seluruhnya ada Sembilan kegiatan utama yag sistematik. Pada fase penyajian polanya bisa di variasikan. Selain dari pada itu, hal yang perlu di perhatikan dalam fase penyajian yaitu mengenai adanya upaya pembangkitan perhatian dan motivasi belajar, karena daya tahan siswa untuk bisa mempehatikan pelajaran secara maksimal lamanya terbatas, yaitu sekitar 30 menit. Sehingga sekitar tentang periode 30 menit sebaiknya ada istirahat untuk menyegarkan kembali pikiran sehingga bisa meningkatkan gairah belajar kembali.

2.4  Metode Pembelajaran
Metode adalah cara atau tekhnik utuk mencapai tujuan khusus tertentu. Karena dalam pembelajaran itu biasanya terdapat lebih dari satu tujuan khusus tentunya akan memerlukan lebih dari satu metode yang digunakan. Sebaiknya pembelajaran menggunakan metode yang bervariasi.
Berikut beberapa metode yang paling banyak digunakan, yakni;
A.      Metode ceramah
     Ceramah yaitu penuturan bahasa/materi pelajaran secara lisan oleh guru kepada sekelompok siswa. Ceramah akan efektif jika dipersiapkan secara matang, dilakukan secara sistematis dan menggunakan alat bantu/ media tertentu. Dalam metode ini guru menjelaskan pesan yang sebelumnya telah diolah sendiri, sementara siswa lebih banyak menerima pesan yang telah jadi.
Metode seperti ini biasanya digunakan apabila;
1.      Jumlah siswa cukup banyak.
2.      Sumber pelajaran jumlahnya sangat terbatas, apalagi jika hanya satu yang digunakan oleh guru.
3.      Media lain tidak ada, kecuali buku sumber yang digunakan oleh guru dan papan tulis.
4.      Waktu yang tersedia sangat sedikit dibandingkan dengan materi pelajaran yang relative lebih banyak tujuan yang ingin di capai lebih banyak bersifat pengetahuan.
Bila metode pembelajaran seperti ini terpaksa harus dilakukan dan disarankan;
1.      Guru harus menguasai materi pelajaran sepenuhnya.
2.      Selingi dengan Tanya jawab supaya siswa lebih aktif.
3.      Berikan tugas yang harus dikerjakan siswa pada saat itu atau diluar jam pelajaran.
4.      Berikan balikan terhadap pekerjaan siswa yang telah dikoreksi.
5.      Berikan kesempatan kepada siswa, yang menghadapi kesulitan, umtuk berkonsultasi di luar jam pelajaran.
6.      Harus disadari bahwa stategi belajar mengajar seperti itu lebih cocok untuk aspek kognitif tingkat rendah.

B.      Metode tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah bentuk komunikasi dua arah yang memungkinkan terjadinya dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab, ataupun sebaliknya. Metode ini secara umum digunakanuntuk mengadakan dialog yang terutama hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran. Selain daripada itu, metode Tanya jawab juga dapat digunakan untuk, antara lain;
1.   Mendiagnosa perkembangan siswa.
2.   Menentukan kemampuan kognitif siswa.
3.   Menetapkan studi tambahan, dan
4.   Memperkaya materi pelajaran.
Menurut Donald C. Orlich (1990:195) semua pertanyaan dapat diklasifikasikan kedalam 3 kategori dasar yaitu;
1.      Confergent
Pertanyaan convergent terfokus kepada tujuan yang lebih terbatas atau lebih terarah kepada jawaban tertentu.
Contoh; coba anda sebutkan ciri-ciri tanaman monokotil?
2.      Difergent
Pola pertanyaan difergent terarah kepada respon siswa yang berfariasi terhadap pertanyaan guru tiap siswa dapat merespon berbeda dari yang lain.
Contoh; dampak apa yang akan terjadi di masyarakat jika hukum tidak ditegakkan?
3.      Evaluative
Pertanyaan evaluative merupakan pertanyaan divergent yang ditambah dengan evaluasi berdasarkan kriteria.
Contoh; mengapa lebih baik menggunakan pupuk alami dibandingkan pupuk buatan untuk menyuburkan tanaman?

C.      Metode diskusi
Diskusi adalah tukar menukar informasi, pendapat, dan unsure-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan atau merampungkan keputusan bersama.
Tujuan diskusi adalah untuk mencari akternatif jawaban atau solusi tertentu dari sekian kemungkinan yang ada, dan dalam pembelajaran, metode ini juga dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam bekerja memecahkan masalah secara bersama.
Keberhasilan metode diskusi itu sendiri, tergantuk kepada beberapa faktor diantaranya yaitu;
1.   Kepandaian dan kelincahan pimpinan diskusi
2.   Jelas tidaknya masalah dan tujuan yang ingin dicapai
3.   Partisipasi anggota kelompok
4.   Situasi yang merancang jalannya diskusi
5.   Mengusahakan masalah supaya cukup problematik dan merangsang siswa berpikir. Biasanya masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan pikiran.

D.     Metode latihan(Drill)
Pada umumnya metode latihan digunakan untuk membentuk keterampilan atau ketangkasan atas apa yang telah dipelajari. Latihan bisa digunakan untuk membentuk keteramplan motorik; menulis, permainan, pembuatan, kecakapan mental, hitungan menggunakan rumus, dan keterampilan menggunakan suatu alat tertentu.
Ada beberapa prinsip penggunaan metode latihan, yaitu;
1.   Siswa harus diberi pengertian sebelum dilakukan latihan.
2.   Latihan pertama bersifat diagnosis; mula-mula kurang berhasil, kemudian diadakan perbaikan sampai berhasil dengan baik.
3.   Latihan tidak perlu lama tapi sering.
4.   Disesuaikan dengan tarap kemampuan siswa.
5.   Mendahulukan latihan hal-hal esensial yang berguna.

E.      Metode demonstrasi dan ekperimen
Demonstrasi dan eksperimen adalah dua hal yang berbeda tetapi memiliki kesamaan. Kesamaannya adalah untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang terjadinya atau cara kerja sesuatu. Perbedaannya terletak pada pelakunya, kalau demonstrasi dilakukan oleh guru dan siswa memperhatikan, sedangkan eksperimen dilakukan oleh siswa dengan diawasi oleh guru.
Kedua metode ini bisa dilakukan secara berurutan, pertama demonstrasi oleh guru lalu selanjutnya siswa bereksperimen. Pada dasarnya dalam bereksperimen anak menjadi mengetahui bagaimana proses mengatur, proses membuat, proses bekerja, proses menggunakan, dan untuk mengetahui cara mana yang paling baik berdasarkan pengalaman.

F.       Metode pemberian tugas
Dalam pengertian umum, tugas diartikan sebagai pekerjaan rumah (PR). Sebenarnyatugas lebih dari sekedar pekerjaan rumah, Karena tugas meliputi 3 fase;
1.   Guru memberikan tugas
2.    Siswa mengerjakan tugas
3.    Siswa mempertanggungjawabkan tugasnya kepada guru/pendidik.
Menurut Surakhmad (1984) tugas diberikan utamanyauntuk menguji kemahiran. Walaupun sebenarnya dengan tugas juga bisa ditunjukkan sebagai tugas membentuk kemahiran itu sendiri. Tugas bisa diberikan secara individual maupun kelompok. Jenis tugas itu sendiri bervariasi, misalnya; tugas untuk keterampilan kognitif seperti meneliti, menyusun laporan, tugas motorik, dan tugas di laboratorium.
Prinsip utama pemberian tugas adalah adanya tujuan dan petunjuk yang jelas. Sehingga siswa bisa mengerjakan tugas secara benar dan maksimal.
G.     Metode karya wisata (fild-trip)
Karyawisata sebagai metode pembelajaran artinya mengajak siswa keluar darikelas dalam rangka belajar. Keluarnya siswa dari kelas bukan untuk hiburan tapi diikat oleh tujuan dan tugas belajar. Meskipun aspek hiburannya ada tetapi bukan tujuan utama.
Karyawisata tidak perlu dilakukan ke tempat yang jauh, bisa dilaksanakan ke tempat-tempat sekitar lingkungan sekolah misalnya ke kantor kelurahan, ke lading atau ke tempat industry sekitar sekolah  dan sebagainya. Karyawisata dilakukan selama jam pelajaran saja, karyawisata yang dilakukan ke tempat jauh dan lama disebut study tour.
Prinsip mengadakan karyawisata agar penggunaan metode efektif dan efisien, diantaranya;
1.    Rumuskan rencana yang kongkrit; Tujuan, objek dan waktunya, serta perlengkapan yang harus disediakan.
2.   Rumuskan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa selama karyawisata.
3.   Tentukan rencana tindak lanjut dari karyawisata; laporan tertulis atau lisan dari masalah yang telah dipelajari.
Dengan metode ini, siswa akan memperoleh informasi dari tangan pertama, juga akan mendekatkan siswa dengan lingkungan kehidupan sekitar sekolah.
H.     Metode kerja kelompok
Dalam penggunaan metode kerja kelompok memandang siswa dalam satu kelas sebagai satu kelompok atau dibagi-bagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil lagi. Kelompok bisa dibuat dengan cara ditetapkan menurut kategori tertentu misalkan berdasarkan minat, jenis, wilayah, Maupun random atau acak.
Ditinjau dari waktunya, kelompok bisa dibuat dalam waktu panjang maupun pendek. Adanya pembagian kerja yang jelas, adanya motivasi kerja yang baik pada setiap anggota kelompok, situasi kelompok yang menyenangkan, dan adanya unsur kompetensi antar kelompok biasanya akan meningkatkan efektifitas metode kerja kelompok.
Dalam praktek pembelajaran beberapa metode diatas akan digunakan secara kombinasi, dan diantara semua metode ceramah adalah metode yang selalu ada dalam pembelajaran, selain itu juga metode Tanya jawab yang sering digunakan. Dalam penyajian bisa digunakan alternative metode lainnya yang dipandang cocok dengan pencapaian tujuan yang ingin dicapai.

2.4    Waktu
Komponen terakhir dalam strategi pembelajaran adalah waktu, yaitu jumlah waktu dalam menit yang dibutuhkan oleh pengajar dan peserta didik untuk menyelesaikan setiap langkah pada urutan kegiatan pembelajaran. Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengajar, terbatas kepada waktu yang digunakan pengajar dalam pertemuan dengan peserta didik.
Dalam strategi pembelajaran harus dipertimbangkan pembagian waktu yang akan digunakan dalam setiap fase pembelajaran. Tidak ada ketentuan yang pasti berapa lama waktu yang seharusnya digunakan pada setiap fase pembelajaran. Akan tetapi sebaga petunjuk dasar, fase penyajian akan memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan fase pembukaan.
Misalnya, apabila waktu yang tersedia untuk satu aktivitas pembelajaran adalah 35 menit maka pembagiannya adalah sekitar 5 menit untuk pembukaan, 25 menit untuk penyajian, dan sisanya 5 menit untuk penutupan. Alokasi waktu dalam setiap fase pembelajaran, akan lebih baik lagi apabila dirinci menjadi satuan alokasi waktu yang lebih rinci untuk setiap langkah pembelajaran dalam setiap tahapannya.










BAB III
PENUTUP

3.1    Simpulan
Seperti telah diketahui bahwa strategi pembelajaran adalah suatu pola umum yang dapat menggambarkan kegiatan guru dan peserta didik di dalam pembelajaran. Pengertian strategi dalam hal ini menunjukkan pada karakteristik abstrak dari serangkaian kegiatan mengajar dan peserta didik didalam peristiwa pembelajaran sedangkan serangkaian kegiatan pengajar dan peserta didik dalam proses pembelajaran secara aktual tertentu dinamakan prosedur pembelajaran. Dalam suatu kegiatan pembelajaran seorang guru, dapat saja memilih satu atau beberapa model pembelajaran yang paling sesuai dan efektif dalam mencapai tujuan. Tentunya harus diarahkan pada penciptaan sistem lingkungan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat berperan aktif sepanjang proses pembelajaran berlangsung.
Salah satu aspek yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, dalam prosesnya pengelolaan tersebut harus diarahkan hingga menjadi suatu proses bermakna dan kondusif dalam pembentukan kemampuan siswa. Oleh karena itu, kegiatan belajar selain dikembangkan secara sistematis, efektif dan efisien juga perlu variasi kegiatan sebagai alternatif untuk menumbuh kembangkan motivasi dan aktivitas siswa dalam belajar.
3.2    Saran
Kami menyarankan kepada calon pendidik khususnya agar lebih mengetahui dan memahami materi ini karena sebagai calon pendidik sangatlah perlu pengetahuan ini agar ketika mengajar nantinya tidak hanya memiliki kemampuan intelektual saja akan tetapi mampu menguasai segala permasalahan yang ada dalam menghadapi peserta didik.  Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Daftar Pustaka

Kurniawan, Deni. (2011). Pembelajaran Terpadu. Bandung: CV. PUSTAKA CENDIKIA UTAMA.
http://lelychusna.blogspot.com/2011/04/strategi-pembelajaran-di-sd.html
 

No comments: