DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i......
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1
Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................... 2
1.3
Tujuan................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
2.1
Pengertian Strategi.............................................................................. 3
2.2
Pendekatan Pembelajaran................................................................... 3
2.3
Prosedur atau Urutan Pembelajaran.................................................... 4
2.4
Metode Pembelajaran......................................................................... 5
2.5
Waktu dalam Pembelajaran.............................................................. 11
BAB III PENUTUP................................................................................... 12
3.1 Simpulan........................................................................................... 12
3.2 Saran ............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 13
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya oleh proses
pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan rangkaian aktivitas dan interaksi
antara siswa dan guru yang dikendalikan melalui perencanaan pembelajaran.
Pelaksanaan proses pembelajaran perlu dilakukan secara sistematis berdasarkan
prosedur pembelajaran yang telah dikembangkan. Oleh karena itu, salah satu
kemampuan yang harus dimiliki oleh guru Sekolah Dasar adalah mampu memahami dan
melaksanakan prosedur pembelajaran dalam pembelajaran kelompok, individual
maupun klasikal. Untuk menerapkan kemampuan tersebut sebaiknya guru mengingat
kembali tentang konsep dan prinsip belajar dan pembelajaran, tentang berbagai
jenis pendekatan belajar dan pembelajaran serta tentang berbagai jenis strategi
belajar mengajar, terutama strategi yang sesuai dengan tuntutan KBK seperti
pembelajaran kontekstual, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis
penemuan (inquiry), pembelajaran berbasis kajian (investigasi)
dan ekspositori. Secara umum tahapan pembelajaran menjadi tiga tahapan sebagai
berikut tahapan kegiatan prapembelajaran atau kegiatan awal pembelajaran,
kegiatan inti pembelajaran dan kegiatan akhir pembelajaran. Setiap tahapan
tersebut ditempuh secara sistematis, efektif dan efisien. Proses pembelajaran
merupakan salah satu tahapan penting dalam pembelajaran. Oleh karena itu, proses pembelajaran
perlu ditempuh melalui prosedur yang sistematis dan sistemik. Nah, apa dan
bagaimana prosedur pembelajaran itu? Seperti apa strategi pembelajarannya? Oleh
karena itu, kita akan membas mengenai hal tersebut. Ini dimaksudkan agar kita
sebagai calon pendidik atau pendidik sekalipun lebih mengetahui dan memahaminya
agar dapat diaplikasikan ketika mengajar di sekolah. mengenai hal tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian strategi dan strategi pembelajaran itu?
2. Bagaimana
pendekatan pembelajaran itu?
3. Bagaimana
prosedur atau urutan pembelajaran itu?
4. Apa
saja metode pembelajaran itu?
5. Bagaimana
waktu dalam pembelajaran itu?
1.3 Tujuan
1. Dapat
mengetahui pengertian strategi dan strategi pembelajaran.
2. Dapat
mengetahui tentang pendekatan pembelajaran.
3. Dapat
mengetahui tentang prosedur dan urutan pembelajaran.
4. Dapat
mengetahui tentang metode pembelajaran.
5. Dapat
mengetahui penggunaan waktu dalam pembelajaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Strategi
Strategi
berasal dari bahasa Yunani strategos yang berarti jenderal atau panglima,
sehingga strategi diartikan sebagai ilmu kejendralan atau ilmu kepanglimaan.
Dalam pengertian militer strategi berarti cara penggunaan seluruh kekuatan
militer untuk mencapai Tujuan perang. Dimana tujuan perang itu sendiri tidak
ditentukanoleh militer tapi politik. Apabila politik sudah menetapkan tujuan
maka tugas militer adalah memenangkannya. Dewasa ini strategi disamping sebagai
seni juga sesuatu yang bisa dipelajari sehingga strategi juga sebagai ilmu
(Gulo, 2002:1).
Istilah
strategi selanjutnya dipakai dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses
belajar-mengajar atau pembelajaran untuk mencapai proses dan hasil yang
optimal. Secara umum pengertian strategi dalam bidang pendidikan/pembelajaran
adalah sebagai suatu seni dan ilmu untuk membawakan pengajaran di kelas
sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum bisa
dicapai secara efektif dan efisien.
2.2
Pendekatan
Pembelajaran
Pendekatan
pembelajaran yaitu pangkal dan titik tekan yang mendapat perhatian utama dalam
penyelenggaraan pembelajaran. Pendekatan lahir dari pandangan dan pemahaman
yang dianut (filosofi pendidikan) sekaitan dengan belajar itu sendiri. Terdapat
multi pandangan tentang belajar, maka dengan demikian, terdapat banyak
pendekatan pembelajaran. Ada pendekatan filosofis (terdapat macam-macam aliran
filsafat), pendekatan psikologis (teori-teori belajar dan tugas-tugas
perkembangan siswa), pendekatan berorientasi siswa, pendekatan materi pelajaran,
pendekatan penggunaan media, pendekatan berdasarkan aktivitas pembelajaran dan
pendekatan berdasarkan pengolahan pesan.
Pendekatan
berdasarkan pengolahan pesan ada dua penggolongan pendekatan pembelajaran yang
paling populer yaitu, pendekatan ekspositoric
atau teacher centered dan pendekatan heuristic atau student centered. Dalam pendekatan ekspositoric materi ajar disusun
dan disampaikan secara utuh dan lengkap oleh guru. Sedangkan pendekatan
heuristic sebaliknya materi ajar dicari dan disampaikan atau dibahas oleh siswa
dibawah pengarahan guru.
Pemilihan
salah satu pendekatan akan berimplikasi terhadap pemilihan metode pembelajaran
utama yang digunakan. Contoh, penggunaan pendekatan ekspositoric metode utama yang cocok digunakan adalah ceramah. Sedangkan
metode pendekatan heuristic ccok
menggunakan metode discovery/inquiry.
Pertimbangan untuk menetapkan pendekatan mana yang akan digunakan ini
tergantung pada wawasan kependidikan guru, dan pertimbangan karakteristik
komponen-komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran, termasuk unsur guru
dan siswa.. jadi, ketika kita menggunakan suatu pendekatan pembelajaran,
nilai-nilai pendekatan lainnya juga harus mendapat perhatian. Karena semua
penjelasan tentang macam-macam pendekatan pembelajaran pada hakikatnya
membicarakan tentang satu objek yang sama yaitu proses pembelajaran.
2.3
Prosedur
atau urutan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran khususnya di dalam kelas bisa
di bagi menjadi atas tiga tahapan atau fase yaitu tahapa pendahuluan
(pra-instruksional), tahap penyajian (instruksional), dan tahap penutupan
(post-intruksional)
Pada fase pendahuluan di dalamnya terdiri dari tiga
kegiatan yaitu:
1. Menjelaskan
secara singkat tentang isi pembelajaran
2. Menjelaskan
relevansi isi pembelajaran baru dengan materi yang lalu, pengalaman siswa, dan
kegunaan potensial secara teoritik (kaitanya dengan bahasa selanjutnya) dan
praktik (kegunaan langsung bagi kehidupan langsung). Relevansi di atas mungkin
bisa terpenuhi semuanya mungkin juga tidak, tergantung pada sifat materi pembelajarannya juga.
3. Menjelaskan
tentang tujuan pembelajaran yang ingin di capai.
Fase
penyajian yang bisa di sebut sebagai kegiatan inti, juga terdiri dari langkah
kegiatan yaitu:
1. Menguraikan
materi pembelajaran (eksplosrasi)
2. Memberikan
contoh untuk memperjelas uraian (elaborasi)
3. Mengadakan
latihan untuk memperkuat penerimaan siswa (konfirmasi)
Fase penutupan. Pada
fase ini terdiri dari dua tahap kegiatan yaitu:
1. Membuat
rangkuman materi
2. Mengadakan
tes dan umpan balik
3. Memberikan
tindak lanjut
Jadi, dalam
proses pembelajaran itu seluruhnya ada Sembilan kegiatan utama yag sistematik.
Pada fase penyajian polanya bisa di variasikan. Selain dari pada itu, hal yang
perlu di perhatikan dalam fase penyajian yaitu mengenai adanya upaya
pembangkitan perhatian dan motivasi belajar, karena daya tahan siswa untuk bisa
mempehatikan pelajaran secara maksimal lamanya terbatas, yaitu sekitar 30
menit. Sehingga sekitar tentang periode 30 menit sebaiknya ada istirahat untuk
menyegarkan kembali pikiran sehingga bisa meningkatkan gairah belajar kembali.
2.4
Metode
Pembelajaran
Metode adalah cara atau tekhnik utuk
mencapai tujuan khusus tertentu. Karena dalam pembelajaran itu biasanya
terdapat lebih dari satu tujuan khusus tentunya akan memerlukan lebih dari satu
metode yang digunakan. Sebaiknya pembelajaran menggunakan metode yang
bervariasi.
Berikut
beberapa metode yang paling banyak digunakan, yakni;
A. Metode
ceramah
Ceramah
yaitu penuturan bahasa/materi pelajaran secara lisan oleh guru kepada
sekelompok siswa. Ceramah akan efektif jika dipersiapkan secara matang,
dilakukan secara sistematis dan menggunakan alat bantu/ media tertentu. Dalam
metode ini guru menjelaskan pesan yang sebelumnya telah diolah sendiri,
sementara siswa lebih banyak menerima pesan yang telah jadi.
Metode seperti ini biasanya digunakan apabila;
1. Jumlah
siswa cukup banyak.
2. Sumber
pelajaran jumlahnya sangat terbatas, apalagi jika hanya satu yang digunakan
oleh guru.
3. Media
lain tidak ada, kecuali buku sumber yang digunakan oleh guru dan papan tulis.
4. Waktu
yang tersedia sangat sedikit dibandingkan dengan materi pelajaran yang relative
lebih banyak tujuan yang ingin di capai lebih banyak bersifat pengetahuan.
Bila
metode pembelajaran seperti ini terpaksa harus dilakukan dan disarankan;
1. Guru
harus menguasai materi pelajaran sepenuhnya.
2. Selingi
dengan Tanya jawab supaya siswa lebih aktif.
3. Berikan
tugas yang harus dikerjakan siswa pada saat itu atau diluar jam pelajaran.
4. Berikan
balikan terhadap pekerjaan siswa yang telah dikoreksi.
5. Berikan
kesempatan kepada siswa, yang menghadapi kesulitan, umtuk berkonsultasi di luar
jam pelajaran.
6. Harus
disadari bahwa stategi belajar mengajar seperti itu lebih cocok untuk aspek
kognitif tingkat rendah.
B. Metode
tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah bentuk komunikasi dua arah
yang memungkinkan terjadinya dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa
menjawab, ataupun sebaliknya. Metode ini secara umum digunakanuntuk mengadakan
dialog yang terutama hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran. Selain daripada
itu, metode Tanya jawab juga dapat digunakan untuk, antara lain;
1. Mendiagnosa
perkembangan siswa.
2. Menentukan
kemampuan kognitif siswa.
3. Menetapkan
studi tambahan, dan
4. Memperkaya
materi pelajaran.
Menurut Donald C. Orlich (1990:195) semua pertanyaan
dapat diklasifikasikan kedalam 3 kategori dasar yaitu;
1. Confergent
Pertanyaan convergent
terfokus kepada tujuan yang lebih terbatas atau lebih terarah kepada jawaban
tertentu.
Contoh; coba anda
sebutkan ciri-ciri tanaman monokotil?
2. Difergent
Pola pertanyaan difergent
terarah kepada respon siswa yang berfariasi terhadap pertanyaan guru tiap siswa
dapat merespon berbeda dari yang lain.
Contoh; dampak apa yang
akan terjadi di masyarakat jika hukum tidak ditegakkan?
3. Evaluative
Pertanyaan evaluative
merupakan pertanyaan divergent yang ditambah dengan evaluasi berdasarkan
kriteria.
Contoh; mengapa lebih
baik menggunakan pupuk alami dibandingkan pupuk buatan untuk menyuburkan
tanaman?
C. Metode
diskusi
Diskusi adalah tukar menukar informasi, pendapat,
dan unsure-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat
pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk
mempersiapkan atau merampungkan keputusan bersama.
Tujuan diskusi adalah untuk mencari akternatif
jawaban atau solusi tertentu dari sekian kemungkinan yang ada, dan dalam
pembelajaran, metode ini juga dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan
siswa dalam bekerja memecahkan masalah secara bersama.
Keberhasilan metode diskusi itu sendiri, tergantuk
kepada beberapa faktor diantaranya yaitu;
1. Kepandaian
dan kelincahan pimpinan diskusi
2. Jelas
tidaknya masalah dan tujuan yang ingin dicapai
3. Partisipasi
anggota kelompok
4. Situasi
yang merancang jalannya diskusi
5. Mengusahakan
masalah supaya cukup problematik dan merangsang siswa berpikir. Biasanya
masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan pikiran.
D. Metode
latihan(Drill)
Pada
umumnya metode latihan digunakan untuk membentuk keterampilan atau ketangkasan
atas apa yang telah dipelajari. Latihan bisa digunakan untuk membentuk
keteramplan motorik; menulis, permainan, pembuatan, kecakapan mental, hitungan
menggunakan rumus, dan keterampilan menggunakan suatu alat tertentu.
Ada
beberapa prinsip penggunaan metode latihan, yaitu;
1. Siswa
harus diberi pengertian sebelum dilakukan latihan.
2. Latihan
pertama bersifat diagnosis; mula-mula kurang berhasil, kemudian diadakan
perbaikan sampai berhasil dengan baik.
3. Latihan
tidak perlu lama tapi sering.
4. Disesuaikan
dengan tarap kemampuan siswa.
5. Mendahulukan
latihan hal-hal esensial yang berguna.
E. Metode
demonstrasi dan ekperimen
Demonstrasi dan eksperimen adalah dua hal yang
berbeda tetapi memiliki kesamaan. Kesamaannya adalah untuk memperoleh pemahaman
yang mendalam tentang terjadinya atau cara kerja sesuatu. Perbedaannya terletak
pada pelakunya, kalau demonstrasi dilakukan oleh guru dan siswa memperhatikan,
sedangkan eksperimen dilakukan oleh siswa dengan diawasi oleh guru.
Kedua
metode ini bisa dilakukan secara berurutan, pertama demonstrasi oleh guru lalu
selanjutnya siswa bereksperimen. Pada dasarnya dalam bereksperimen anak menjadi
mengetahui bagaimana proses mengatur, proses membuat, proses bekerja, proses
menggunakan, dan untuk mengetahui cara mana yang paling baik berdasarkan
pengalaman.
F. Metode
pemberian tugas
Dalam pengertian umum, tugas diartikan sebagai
pekerjaan rumah (PR). Sebenarnyatugas lebih dari sekedar pekerjaan rumah,
Karena tugas meliputi 3 fase;
1. Guru
memberikan tugas
2. Siswa
mengerjakan tugas
3. Siswa
mempertanggungjawabkan tugasnya kepada guru/pendidik.
Menurut Surakhmad (1984) tugas diberikan
utamanyauntuk menguji kemahiran. Walaupun sebenarnya dengan tugas juga bisa
ditunjukkan sebagai tugas membentuk kemahiran itu sendiri. Tugas bisa diberikan
secara individual maupun kelompok. Jenis tugas itu sendiri bervariasi,
misalnya; tugas untuk keterampilan kognitif seperti meneliti, menyusun laporan,
tugas motorik, dan tugas di laboratorium.
Prinsip utama pemberian tugas adalah
adanya tujuan dan petunjuk yang jelas. Sehingga siswa bisa mengerjakan tugas
secara benar dan maksimal.
G. Metode
karya wisata (fild-trip)
Karyawisata sebagai metode pembelajaran artinya
mengajak siswa keluar darikelas dalam rangka belajar. Keluarnya siswa dari
kelas bukan untuk hiburan tapi diikat oleh tujuan dan tugas belajar. Meskipun
aspek hiburannya ada tetapi bukan tujuan utama.
Karyawisata tidak perlu dilakukan ke tempat yang
jauh, bisa dilaksanakan ke tempat-tempat sekitar lingkungan sekolah misalnya ke
kantor kelurahan, ke lading atau ke tempat industry sekitar sekolah dan sebagainya. Karyawisata dilakukan selama
jam pelajaran saja, karyawisata yang dilakukan ke tempat jauh dan lama disebut
study tour.
Prinsip mengadakan karyawisata agar penggunaan
metode efektif dan efisien, diantaranya;
1. Rumuskan
rencana yang kongkrit; Tujuan, objek dan waktunya, serta perlengkapan yang
harus disediakan.
2. Rumuskan
tugas-tugas yang harus dilakukan siswa selama karyawisata.
3. Tentukan
rencana tindak lanjut dari karyawisata; laporan tertulis atau lisan dari
masalah yang telah dipelajari.
Dengan metode ini, siswa akan memperoleh
informasi dari tangan pertama, juga akan mendekatkan siswa dengan lingkungan
kehidupan sekitar sekolah.
H. Metode
kerja kelompok
Dalam penggunaan metode kerja kelompok memandang
siswa dalam satu kelas sebagai satu kelompok atau dibagi-bagi menjadi
kelompok-kelompok yang lebih kecil lagi. Kelompok bisa dibuat dengan cara
ditetapkan menurut kategori tertentu misalkan berdasarkan minat, jenis,
wilayah, Maupun random atau acak.
Ditinjau dari waktunya, kelompok bisa dibuat dalam
waktu panjang maupun pendek. Adanya pembagian kerja yang jelas, adanya motivasi
kerja yang baik pada setiap anggota kelompok, situasi kelompok yang
menyenangkan, dan adanya unsur kompetensi antar kelompok biasanya akan
meningkatkan efektifitas metode kerja kelompok.
Dalam praktek pembelajaran beberapa metode diatas
akan digunakan secara kombinasi, dan diantara semua metode ceramah adalah
metode yang selalu ada dalam pembelajaran, selain itu juga metode Tanya jawab
yang sering digunakan. Dalam penyajian bisa digunakan alternative metode
lainnya yang dipandang cocok dengan pencapaian tujuan yang ingin dicapai.
2.4
Waktu
Komponen terakhir dalam strategi pembelajaran adalah
waktu, yaitu jumlah waktu dalam menit yang dibutuhkan oleh pengajar dan peserta
didik untuk menyelesaikan setiap langkah pada urutan kegiatan pembelajaran.
Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengajar, terbatas kepada waktu yang
digunakan pengajar dalam pertemuan dengan peserta didik.
Dalam
strategi pembelajaran harus dipertimbangkan pembagian waktu yang akan digunakan
dalam setiap fase pembelajaran. Tidak ada ketentuan yang pasti berapa lama
waktu yang seharusnya digunakan pada setiap fase pembelajaran. Akan tetapi
sebaga petunjuk dasar, fase penyajian akan memerlukan waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan fase pembukaan.
Misalnya, apabila
waktu yang tersedia untuk satu aktivitas pembelajaran adalah 35 menit maka
pembagiannya adalah sekitar 5 menit untuk pembukaan, 25 menit untuk penyajian,
dan sisanya 5 menit untuk penutupan. Alokasi waktu dalam setiap fase
pembelajaran, akan lebih baik lagi apabila dirinci menjadi satuan alokasi waktu
yang lebih rinci untuk setiap langkah pembelajaran dalam setiap tahapannya.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Seperti telah diketahui bahwa strategi pembelajaran adalah
suatu pola umum yang dapat menggambarkan kegiatan guru dan peserta didik di
dalam pembelajaran. Pengertian strategi dalam hal ini menunjukkan pada
karakteristik abstrak dari serangkaian kegiatan mengajar dan peserta didik
didalam peristiwa pembelajaran sedangkan serangkaian kegiatan pengajar dan
peserta didik dalam proses pembelajaran secara aktual tertentu dinamakan prosedur
pembelajaran. Dalam suatu kegiatan pembelajaran seorang guru, dapat saja
memilih satu atau beberapa model pembelajaran yang paling sesuai dan efektif
dalam mencapai tujuan. Tentunya harus diarahkan pada penciptaan sistem
lingkungan pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik dapat berperan aktif sepanjang
proses pembelajaran berlangsung.
Salah satu aspek yang mempengaruhi
keberhasilan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran,
dalam prosesnya pengelolaan tersebut harus diarahkan hingga menjadi suatu
proses bermakna dan kondusif dalam pembentukan kemampuan siswa. Oleh karena
itu, kegiatan belajar selain dikembangkan secara sistematis, efektif dan
efisien juga perlu variasi kegiatan sebagai alternatif untuk menumbuh
kembangkan motivasi dan aktivitas siswa dalam belajar.
3.2
Saran
Kami menyarankan
kepada calon pendidik khususnya agar lebih mengetahui dan memahami materi ini
karena sebagai calon pendidik sangatlah perlu pengetahuan ini agar ketika
mengajar nantinya tidak hanya memiliki kemampuan intelektual saja akan tetapi
mampu menguasai segala permasalahan yang ada dalam menghadapi peserta didik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Daftar
Pustaka
Kurniawan,
Deni. (2011). Pembelajaran Terpadu.
Bandung: CV. PUSTAKA CENDIKIA UTAMA.
http://lelychusna.blogspot.com/2011/04/strategi-pembelajaran-di-sd.html
No comments:
Post a Comment