widgeo.net

Tuesday, January 7, 2014

Reproduksi Vegetatif pada Tumbuhan

Reproduksi Vegetatif pada Tumbuhan

Perkembangbiakan atau reproduksi bertujuan untuk melestarikan keberadaan suatu spesies agar tidak mengalami kepunahan. Pada umumnya reproduksi pada tumbuhan dapat dibedakan atas dua cara, yaitu secara vegetatif (aseksual) dan secara generatif (seksual).

Reproduksi secara Vegetatif (Aseksual)

Yaitu terjadinya individu baru tanpa didahului peleburan dua sel gamet. Dapat dibedakan menjadi dua macam:
Perkembangbiakan vegetatif alami
Yaitu terjadi individu baru tanpa adanya campur tangan manusia. Reproduksi seperti ini terjadi dengan beberapa cara, yaitu:
  1. Dengan pembelahan sel, terjadi pada tumbuhan bersel satu, misalnya alga bersel satu ChlorellaChlamydomonas, dll.
  2. Dengan menghasilkan spora vegetatif, misalnya pada tumbuhan paku, fungi, dan ganggang
  3. Dengan rhizoma atau akar tinggal: pada irut, bunga tasbih, lengkuas, temulawak, dan kunyit.
  4. Dengan stolon atau geragih, misalnya pada pegagan (Sentela asiatica), rumput teki (Cyperus rotundus), arbei, dan lain sebagainya.
  5. Dengan umbi batang, misalnya pada kentang (Solanum tuberosum).
  6. Dengan umbi lapis, misalnya pada bawang merah (Allium cepa).
  7. Dengan umbi akar, misalnya pada ketela pohon
  8. Dengan tunas, misalnya pada bambu (Gigantochloa sp).
  9. Dengan tunas adventif, misalnya pada cocor bebek
image50 Reproduksi Vegetatif pada Tumbuhan
spora pada sporofil Paku
image51 Reproduksi Vegetatif pada Tumbuhan
pembelahan sel pada Chlorella
image52 Reproduksi Vegetatif pada Tumbuhan
Rhizoma lengkuas
image53 Reproduksi Vegetatif pada Tumbuhan
Stolon pada rumput
image54 Reproduksi Vegetatif pada Tumbuhan
Umbi lapis bawang merah
image55 Reproduksi Vegetatif pada Tumbuhan
Umbi batang pada wortel
image56 Reproduksi Vegetatif pada Tumbuhan
Umbi akar pada singkong
image57 Reproduksi Vegetatif pada Tumbuhan
Tunas adventif pada Cocor Bebek
image59 Reproduksi Vegetatif pada Tumbuhan
Tunas pada bambu




Reproduksi vegatatif buatan

Selain itu tumbuhan dapat juga berkembang biak dengan cara tak kawin dan dengan bantuan manusia, biasa disebut reproduksi secara vegetatif buatan, misalnya: mencangkok, stek, okulasi, mengenten, dan merunduk.
image61 Reproduksi Vegetatif pada Tumbuhan
a. Mencangkok
Tumbuhan yang biasa dicangkok adalah tumbuhan dikotil seperti jambu, sawo, rambutan, mangga, jeruk, dan lain-lain. Tujuan mencangkok adalah agar diperoleh tumbuhan baru yang cepat berbuah dan sifatnya sama dengan induknya.
image62 Reproduksi Vegetatif pada Tumbuhan
b. Menempel (okulasi)
Menempel adalah menggabungkan bagian tubuh dua tanaman yang berbeda. Umumnya dua jenis tanaman yang digabungkan tersebut masing-masing mempunyai kelebihan. Misalnya tumbuhan mangga berakar kuat, buahnya sedikit, dengan tumbuhan mangga yang berakar lemah, buahnya banyak. Maka cara menempelnya, pada batang tumbuhan yang berakar kuat, ditempelkan kulit yang mempunyai calon tunas dari batang tumbuhan mangga yang berbuah banyak tetapi berakar lemah tadi.
image64 Reproduksi Vegetatif pada Tumbuhan
c. Merunduk
Cara ini dilakukan dengan merundukkan dan kemudian membelokkan ke bawah batang atau cabang tanaman. Pada bagian cabang yang tertimbun tanah kemudian akan tumbuh akar-akar. Setelah akar-akarnya kuat cabang yang berhubungan dengan batang induk dipotong. Tanaman yang biasa dikembangkan dengan merunduk adalah apel, anyelir, alamanda, selada air, anggur, dan lain sebagainya.
image65 Reproduksi Vegetatif pada Tumbuhan
d. Mengenten (menyambung/kopulasi)
Pada dasarnya menyambung sama dengan menempel. Cara ini banyak dilakukan pada singkong dan buah-buahan. Mula-mula biji disemaikan. Setelah tumbuh lalu disambung dengan ranting/cabang dari pohon sejenis yang buahnya baik. Kemiringan potongan ± 45°. Diameter batang atas harus sesuai dengan diameter batang bawah. Kedua sambungan itu diikat dengan kuat. Diusahakan agar tidak terjadi infeksi. Buah yang dihasilkannya akan sama dengan buah yang dihasilkan pohon asalnya.
image67 Reproduksi Vegetatif pada Tumbuhan
e. Stek
Stek adalah memperbanyak dengan potongan-potongan batang, yang ditanam, lalu tumbuh menjadi tanaman baru. Potongan-potongan tersebut harus punya buku-buku. Banyak dilakukan terhadap ubi kayu, tebu, tanaman pagar, dan lain-lain.

Keuntungan dan kerugian reproduksi vegetatif buatan
Banyak petani yang mengembangkan cara reproduksi pada tanaman buah-buah, tanaman liar, dan lain-lain dengan cara mencangkok, stek, merunduk, okulasi, mengenten dan lain-lain. Cara ini memberikan beberapa keuntungan antara lain:
  • Sifat tanaman baru akan sama persis dengan sifat tanaman induk.
  • Cepat menghasilkan buah.
Disamping itu ada pula beberapa kerugian, antara lain:
  • Tanaman yang berasal dari stek ataupun mencangkok umumnya mempunyai sistem perakaran yang kurang kuat.
  • Perkembangbiakan secara vegetatif dapat menghasilkan sedikit keturunan.
  • Bila tanaman hasil reproduksi vegetatif dipotong ranting-rantingnya maka dapat menyebabkan menurun pertumbuhannya.
Karena dalam reproduksi secara vegetatif tidak terjadi penggabungan sifat-sifat dari induknya, maka dihasilkan keturunan baru yang sifatnya sama dengan sifat induknya.
- See more at: http://biologimediacentre.com/reproduksi-vegetatif-pada-tumbuhan/#sthash.uO2dlNvs.dpuf

Daur Hidup Hewan

Video Pembelajaran

Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan



Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan

Pada tanaman, pertumbuhan dimulai dari proses perkecambahan biji. Perkecambahan dapat terjadi apabila kandungan air dalam biji semakin tinggi karena masuknya air ke dalam biji melalui proses imbibisi. Apabila proses imbibisi sudah optimal, dimulailah perkecambahan.
Struktur yang pertama muncul, yang menyobek selaput biji adalah radikula yang merupakan calon akar primer. Radikula adalah bagian dari hipokotil. Pada bagian ujung sebelah atas terdapat epikotil (calon batang). Berdasar letak kotiledonnya, ada dua jenis perkecambahan yaitu tipe epigeal, dan tipe hipogeal.
FastStoneEditor Pertumbuhan dan Perkembangan (1) : Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
Perkecambahan tipe hipogeal
FastStoneEditor Pertumbuhan dan Perkembangan (1) : Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
Perkecambahan tipe epigeal

Pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder

Biji yang sudah berkecambah akan segera diikuti oleh pertumbuhan primer karena pada pucuk dan ujung akar terdapat jaringan yang bersifat meristematik (selalu membelah). Pemanjangan ujung akar dan ujung batang tersebut disebut pertumbuhan primer. Pada tumbuhan dikotil terdapat jaringan kambium yang merupakan meristem sekunder akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan sekunder (membesar). Kambium akan membelah ke arah luar membentuk kulit kayu (floem), dan membelah ke arah dalam membentuk kayu (xilem). Pada monokotil tidak terdapat kambium sehingga hanya mengalami pertumbuhan primer saja. Pertumbuhan primer dan sekunder berlangsung terus menerus selama tumbuhan tersebut hidup.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan pada tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

a.    Faktor luar

Faktor luar adalah materi atau hal-hal yang terdapat diluar tanaman yang berdampak pada tanaman itu, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Termasuk ke dalam faktor luar adalah cahaya, temperatur, air, garam-garam mineral, iklim, gravitasi bumi, dan lain-lain.
1. Nutrisi
Tumbuhan memerlukan unsur mineral dengan jumlah tertentu. Unsur yang diperlukan dalam jumlah banyak disebut unsur makro, sedangkan unsur yang diperlukan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro.
2. Cahaya
Cahaya mutlak diperlukan oleh semua tumbuhan hijau untuk melakukan fotosintesis, tetapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan perkecambahan tumbuhan adalah menghambat, karena cahaya dapat menyebabkan terurainya auxin sehingga dapat menghambat pertumbuhan. Hal ini dapat dibuktikan apabila kita meletakkan dua kecambah, yang satu di tempat gelap dan yang lain di tempat terang. Dalam jangka waktu yang sama, kecambah di tempat gelap tumbuh lebih cepat tetapi tidak normal. Pertumbuhan yang amat cepat di dalam gelap ini disebut etiolasi.
FastStoneEditor Pertumbuhan dan Perkembangan (1) : Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
Pot kiri adalah perkecambahan normal, sedangkan sebelah kanan perkecambahan yang mengalami etiolasi
Pada tumbuhan terdapat pigmen yang disebut fitokrom, yang berfungsi mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kloroplas, sintesis klorofil, pembentukan hormon tumbuhan (misalnya giberelin), dan pengaturan posisi daun terhadap sinar matahari. Selain itu, fitokrom berpengaruh juga terhadap fotoperiodisme, yaitu pengaruh lamanya pengaruh pencahayaan terhadap pertumbuhan dan pembentukan bunga.
Berdasarkan panjang dan intensitas penyinaran, tumbuhan dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu:
  • Tumbuhan berhari pendek (shortday plant) : Berbunga dan berbuah bila periode penyinaran lebih pendek daripada periode kritis. Contohnya: strawberry, dahlia, aster, dan krisatinum.
  • Tumbuhan berhari panjang (longday plant) : berbunga dan berbuah bila periode penyinaran lebih panjang daripada periode kritis. Contohnya: bayam selada, gandum, dan kentang.
  • Tumbuhan netral (dayneutral plant) : Tidak dipengaruhi oleh lamanya periode penyinaran. Contoh: mawar, anyer, dan bunga matahari.
3. Suhu
Secara umum, suhu akan berpengaruh terhadap kerja enzim. Bila suhu terlalu tinggi, enzim akan rusak,  dan bila suhu terlalu rendah enzim menjadi tidak aktif.
4. Kelembaban atau kadar air
Sampai pada batas-batas tertentu, makin tinggi kadar air, pertumbuhan akan makin cepat. Karena lebih banyak kadar air yang diserap dan lebih sedikit yang diuapkan, akan menyebabkan pembentangan sel-sel, dengan demikian sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimalnya.

b.    Faktor dalam

Selain faktor genetik, yang termasuk faktor-faktor dalam adalah hormon-hormon yang terlibat dalam pertumbuhan tanaman. Hormon merupakan substansi yang dihasilkan oleh tumbuhan, biasanya dalam jumlah yang sangat sedikit yang berfungsi secara fisiologis mengendalikan arah dan kecepatan tumbuh bagian-bagian dari tumbuhan.
Berikut ini adalah macam-macam hormon pada tumbuhan beserta fungsinya:
  • Auksin : Auksin dibentuk oleh ujung batang dan ujung akar. Auksin yang dihasilkan oleh ujung batang akan mendominasi pertumbuhan batang utama, sehingga pertumbuhan cabang relatif sedikit. Keadaan ini dikenal dengan istilah dominansi apikal (apical dominance). Dengan memotong ujung batang, dominansi apikal akan hilang, sehingga pertumbuhan cabang-cabang batang berjalan dengan baik. Auksin dapat terurai bila terkena cahaya. Bila suatu koleoptil dikenai cahaya dari samping, maka bagian koleoptil yang terkena cahaya auksinnya akan terurai sehingga pertumbuhannya lebih lambat daripada bagian koleoptil yang tidak terkena cahaya. Akibatnya koleoptil akan tumbuh membelok ke arah datangnya sinar.
  • Giberelin : Hormon ini berfungsi mengatur pemanjangan batang (ruas batang), juga pertumbuhan pucuk dan pembentukan buah. Secara umum fungsi giberelin adalah untuk merangsang pertumbuhan meraksasa dan terbentuknya buah tanpa biji (partenokarpi).
  • Sitokinin : Hormon tumbuhan ini mempengaruhi pertumbuhan, pengaturan pembelahan sel, dan pemanjangan sel. Konsentrasi sitokinin dan auksin yang seimbang merupakan hal yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman. Sitokinin sendiri tampaknya mempunyai peranan dalam memperpanjang usia jaringan.
  • Asam Absisat (= dormin) : Asam absisat ditemukan pada umbi-umbian dan biji-biji yang dorman, beberapa jenis buah-buahan, daun, dan jaringan tumbuhan lain. Secara fungsi asam absisat adalah mempercepat penuaan daun, merangsang pengguguran daun, dan memperpanjang masa dormansi (menghambat perkecambahan biji).
  • Gas etilen : Buah yang sudah tua menghasilkan gas etilen yang dianggap sebagai hormon yang dapat mempercepat pemasakan buah yang masih mentah. Gas etilen meningkatkan respirasi sehingga buah yang asalnya keras dan masam, menjadi empuk dan berasa manis.
  • Kalin: Kalin adalah hormon yang merangsang pembentukan organ tubuh. Berdasarkan organ yang dibentuknya, kalin dibedakan atas:
    • Kaulokalin : merangsang pembentukan batang
    • Rhyzokalin : merangsang pembentukan akar. Sekarang telah diketahui bahwa rhyzokalin identik dengan vitamin B1 (thiamin)
    • Filokalin : merangsang pembentukan daun
    • Antokalin : merangsang pembentukan bunga
  • Asam traumalin : Batang atau akar tumbuhan dapat mengalami luka. Tumbuhan memiliki kemampuan untuk memperbaiki bagian yang luka, disebut daya restitusi atau regenerasi. Peristiwa ini terjadi dengan bantuan hormon luka atau kambium luka atau asam traumalin. Lukaluka yang terjadi dapat tertutup kembali dengan membentuk jaringan kalus dan jaringan yang rusak dapat diganti dengan yang baru. Bahkan dari luka pada bagian tertentu dari tubuh tumbuhan dapat tumbuh tunas baru.
- See more at: 
http://biologimediacentre.com/pertumbuhan-dan-perkembangan-1-pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-tumbuhan/#sthash.IXgmd4KK.dpuf
\

Monday, January 6, 2014

Mekanisme Sistem Respirasi Pada Hewan Vertebrata

Mekanisme Sistem Respirasi dan Sistem Pencernaan Pada Hewan Vertebrata

 

A.  Respirasi pada Ikan (Pisces)

Hewan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan air umumnya bemapas dengan insang. Ada yang insangnya dilengkapi tutup insang (operkulum), misalnya ikan bertulang sejati (Osteichthyes), dan ada pula yang insangnya tidak bertutup insang, misalnya pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes). Di samping itu, ada pula kelompok ikan paru-paru, yang bernapas dengan pulmosis.
Insang ikan terdiri atas bagian lengkung insang, rigi-rigi dan lembar insang. Lengkung insang tersusun atas tulang rawan berwarna putih. Pada lengkung insang ini tumbuh pasangan rigi-rigi yang berguna untuk menyaring air pernafasan yang melalui insang.
Lembaran insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan berwarna merah, karena mempunyai banyak pembuluh kapler darah yang merupakan cabang dari arteri insang. Pada lembaran yang kaya kapiler darah inilah pertukaran CO2 dan oksigen berlangsung.
Insang ikan tersimpan di dalam rongga insang dan terlindung oleh tutup insang. Mekanisme pemapasan ikan bertulang sejati meliputi dua tahap, yakni fase inspirasi dan ekspirasi.
  1. Fase inspirasi: Fase inspirasi merupakan fase pengambilan air ke dalam insang. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut: tutup insang menutup, mulut terbuka, akibatnya tekanan dalam mulut rendah dan air dari luar masuk ke dalam rongga mulut.
  2. Fase ekspirasi: Fase ekspirasi adalah fase pengeluaran air. Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup, tutup insang membuka, tekanan yang lebih besar di dalam rongga mulut menyebabkan air ke luar melewati celah tutup insang tersebut. Pada saat air ke luar melalui lembaran insang, oksigen berdifusi ke dalam kapiler darah, sedangkan CO2 berdifusi dari darah ke dalam air. Jadi pertukaran 02 dan CO2 pada ikan terjadi pada fase ekspirasi.

Pada ikan paru-paru (Dipnoi) mempunyai cara pernafasan yang menyerupai amfibi. Di samping insang, ikan paru-paru mempunyai satu atau sepasang gelembung udara seperti paru-paru, yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan, disebut pulmosis. Gelembung ini dikelilingi banyak pembuluh darah. Pulmosis dihubungkan dengan kerongkongan oleh duktus pneumatikus. Saluran ini merupakan jalan masuk dan keluarnya udara dari mulut ke gelembung dan sebaliknya, sekaligus memungkinkan terjadinya difusi udara ke kapiler darah.
Ikan paru-paru hidup di rawa-rawa dan di sungai. Bila airnya kering dan insangnya tidak berfungsi, dia masih mampu bertahan hidup karena bernapas menggunakan gelembung udaranya. Berdasarkan kenyataan ini, maka dapat disimpulkan bahwa ikan paru-paru merupakan makhluk peralihan dari ikan ke amfibia.

B.  Respirasi pada Katak (Amphibi)

Katak merupakan vertebrata yang dalam perkembangan hidupnya mengalami metamorfosis. Saat baru menetas dari telur hingga usia tertentu katak masih berupa berudu, hidup di air seperti ikan. Pada saat itu berudu bernapas dengan insang. Mula-mula berupa insang luar, dan setelah berumur lebih kurang 12 hari, insang luar diganti insang dalam. Selanjutnya insang dalam ini akan berkembang menjadi paru-paru, sedangkan insang luarnya berkembang menjadi bagian dari kulit. Setelah mengalami metamorfosis dan menjadi katak, alat pernapasannya berubah menjadi kulit dan paru-paru. Pemapasan dengan kulit berlangsung efektif secara difusi baik di darat maupun di air sedangkan pernafasan paru-paru hanya dilakukan saat berada di darat.

Mekanisme pernapasan pada katak juga meliputi inspirasi dan ekspirasi. Mekanisme pernapasan pada katak selengkapnya sebagai berikut.

  1. Fase Inspirasi : Udara bebas masuk melalui celah hidung (koane) ke rongga mulut terus ke paru-paru. Bila otot bawah rahang bawah (sub mandibularis) mengendor maka volume rongga mulut membesar. Selanjutnya udara dari luar akan masuk ke rongga mulut melalui koane. Kemudian koane tertutup, dilanjutkan otot bawah rahang bawah berkontraksi. Akibatnya rongga mulut mengecil, tekanan udara rongga mulut meningkat, sehingga udara dari rongga mulut masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru oksigen berdifusi ke darah kapiler, sedangkan darah kapiler alveolus berdifusi ke luar.
  2. Fase Ekspirasi : Setelah terjadi terjadi pertukaran gas di dalam paru-paru, otot bawah rahang bawah berelaksasi dan otot perut berkontraksi, sehingga rongga mulut membesar, sementara isi perut menekan paru-paru, sehingga udara dari dalam paru-paru masuk ke rongga mulut. Selanjutnya otot bawah rahang bawah berkontraksi, rongga mulut mengecil, sedangkan tekanannya meningkat sehingga udara akan keluar melalui koane.

C.  Respirasi pada Burung (Aves)

Susunan alat pemapasan burung terdiri atas:
·         lubang hidung
·         celah tekak atau faring yang menghubungkan rongga mulut dengan trakea
·         trakea atau batang tenggorok – di dalam percabangan batang tenggorok terdapat pita suara yang disebut syrink
·         sepasang paru-paru
Paru-paru yang ukurannya relatif kecil ini dihubungkan dengan kantong-kantong hawa atau pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus). Kantong hawa berfungsi untuk:
  • membantu pemapasan, terutama pada waktu terbang
  • membantu memperbesar ruang siring, sehingga memperkeras suara
  • mencegah hilangnya panas badan secara berlebihan
  • mengatur berat jenis tubuh pada saat burung terbang
Mekanisme pernafasan burung adalah sebagai berikut:
Pernapasan pada burung saat tidak terbang
  1. Fase Inspirasi: tulang rusuk bergerak ke depan – volume rongga dada membesar – tekanan mengecil – udara akan masuk melalui saluran pernapasan. Saat inilah sebagian oksigen masuk ke paru-paru dan O2 berdifusi ke dalam darah kapiler, dan sebagian udara dilanjutkan masuk ke dalam katong-kantong udara.
  2. Fase Ekspirasi: tulang rusuk kembali ke posisi semula – rongga dada mengecil – tekanan membesar. Pada saat ini udara dalam alveolus dan udara dalam kantong-kantong hawa bersama-sama keluar melalui paru-paru. Pada saat melewati alveolus, O2 diikat oleh darah kapiler alveolus, dan darah melepas CO2. Dengan demikian, pertukaran gas CO2 dan O2 dapat berlangsung saat inspirasi dan ekspirasi.
Pernapasan pada burung saat terbang
Pada saat terbang, burung tidak dapat menggerakkan tulang rusuknya. Oleh sebab itu, pada saat burung terbang yang berperan penting dalam pernapasan adalah kantong hawa. Inspirasi dan ekspirasinya dilakukan secara bergantian oleh pundi-pundi hawa antar tulang korakoid (bahu) dan pundi hawa bawah ketiak.
  1. Fase Inspirasi : Pada saat sayap diangkat, pundi hawa antar tulang korakoid terjepit, sedangkan pundi hawa ketiak mengembang, akibatnya udara masuk ke pundi hawa ketiak melewati paru-paru, terjadilah inspirasi. Saat melewati paru-paru akan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.
  2. Fase Ekspirasi : Sebaliknya pada saat sayap diturunkan, pundi hawa ketiak terjepit, sedangkan pundi hawa antar tulang korakoid mengembang, sehingga udara mengalir keluar dari kantong hawa melewati paru-paru sehingga terjadilah ekspirasi. Saat melewati paru-paru akan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2. Dengan cara inilah inspirasi dan ekspirasi udara dalam paru-paru burung saat terbang. Jadi pertukaran gas pada burung saat terbang juga berlangsung saat inspirasi dan ekspirasi.
D.  Sistem Pernapasan Pada Reptilia

Secara umum reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Tetapi pada beberapa reptilia, pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit disekitar kloaka. Pada reptilia umumnya udara luar masuk melalui lubang hidung, trakea, bronkus, dan akhirnya ke paru-paru. Lubang hidung terdapat di ujung kepala atau moncong. Udara keluar dan masuk ke dalam paru-paru karena gerakan tulang rusuk.
Untuk respirasi pada kelompok hewan lain sama prosesnya dengan mamalia atau manusia.


Saturday, May 25, 2013

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan IPA di SD
Dosen Pengampu: Drs. Muslim, M.Pd dan Agus Fany Chandra Wijaya, M.Pd.






Oleh:
Dewi Sri Rahayu         1104863




PROGRAM STUDI PGSD BUMI SILIWANGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) TEMATIK

Sekolah                : SDN Mata Hati
Kelas/Semester    : I/I
Tema                    : Diri Sendiri
Alokasi Waktu    : 2 x 35 menit

A.    Standar Kompetensi
·         IPA                                              : Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
1. Mengenal anggota tubuh dan kegunaannya, serta
    cara perawatannya
·         Bahasa Indonesia                        : Menulis
                                   4. Menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan,       mencontoh, melengkapi, dan menyalin  
·         Seni Budaya dan Keterampilan  : Seni Musik
                                                      4. Mengekspresikan diri melalui karya seni musik

B.     Kompetensi Dasar
·         IPA                                             : 1.1 Mengenal bagian-bagian tubuh dan kegunaannya   
                                                           serta cara perawatannya
·         Bahasa Indonesia                       : 4.3 Mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana    
                                                                       dari buku atau papan tulis dengan benar
·         Seni Budaya dan Keterampilan : 4.4 Melafalkan lagu anak-anak


C.    Indikator Pencapaian Kompetensi

·         Dapat menemu-tunjukkan bagian-bagian anggota tubuh manusia (melalui instrumen LKS).
·         Dapat menyebutkan nama-nama bagian tubuh misalnya mata, hidung, mulut, lidah, gigi, telinga, tangan, kaki (melalui pengamatan media gambar).
·         Dapat menjelaskan kegunaan bagian-bagian anggota tubuh serta cara perawatannya dalam kehidupan sehari-hari (melalui instrumen LKS).
·         Dapat membaca kata dan kalimat berkaitan dengan anggota tubuh dengan lafal serta intonasi yang tepat (melalui bimbingan guru).
·         Dapat menuliskan nama-nama bagian tubuh dan kegunaanya (melalui instrumen LKS).
·         Dapat memperagakan kegiatan cara merawat tubuh dalam kehidupan sehari-hari (melalui permainan)
·         Aktif menyanyikan lagu anak-anak yang ada hubungannya dengan anggota tubuh secara bersama-sama sesuai dengan irama (melalui bimbingan guru)

D.    Tujuan Pembelajaran

·         Melalui pengamatan model/media gambar, siswa dapat menemu-tunjukkan bagian-bagian anggota tubuh sederhana dengan tepat.
·         Melalui pengamatan model/media gambar, siswa dapat menyebutkan nama-nama bagian anggota tubuh sederhana dengan benar.
·         Melalui pengamatan media gambar dan menyimak penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan kegunaan bagian-bagian anggota tubuh manusia serta cara perawatannya dalam kehidupan sehari-hari.
·         Melalui bimbingan oleh guru, siswa dapat membaca kata dan kalimat berkaitan dengan bagian-bagian anggota tubuh dengan nyaring dan dengan lafal serta intonasi yang tepat.
·         Melalui melihat langsung dari yang telah dicontohkan guru, siswa mampu menuliskan nama-nama bagian anggota tubuh dan kegunaannya dengan benar.
·         Melalui permainan tebak-tebakan, siswa dapat memperagakan kegiatan cara merawat tubuh dalam kehidupan sehari-hari dengan baik.
·         Melalui bimbingan guru, siswa dapat aktif menyanyikan lagu anak-anak secara bersama-sama sesuai dengan irama yang baik dan benar.

E.     Materi Pokok
·         IPA
Ø Anggota tubuh adalah bagian-bagian penyusun tubuh yang memiliki fungsinya masing-masing. Bagian-bagian tubuh seperti mata, hidung, telinga, mulut, lidah, gigi, tangan, kaki.
Ø Kegunaan bagian-bagian tubuh.
Mata berguna untuk melihat
Hidung berguna untuk mencium
Telinga berguna untuk mendengar
Lidah digunakan untuk mencicipi rasa
Gigi digunakan untuk mengunyah
Kulit digunakan untuk meraba
Tangan digunakan untuk memegang
Kaki digunakan untuk berjalan dan berlari
Ø Cara merawat tubuh agar sehat, diantaranya:
Mandi dua kali sehari pagi dan sore
Cuci tangan sebelum makan
Gosok gigi setelah makan dan sebelum tidur
Memakai baju yang bersih dan rapi
Memotong kuku yang telah panjang
·         Bahasa Indonesia
Penulisan huruf, kata dan kalimat sederhana berkaitan dengan anggota tubuh.
·         Seni Budaya dan Keterampilan
Melafalkan lagu anak-anak yang berkaitan dengan anggota tubuh seperti “dua mata saya dan apa kata jemari”.
“Dua mata saya”
Dua mata saya
Hidung saya satu
Dua kaki saya
Pakai sepatu baru
Dua telinga saya
Yang kiri dan kanan
Satu mulut saya
Tidak berhenti makan

“Apa Kata Jemari”
Ini namanya jari jempol 2x
Apa kata jempol, kalau belajar jangan ngompol
Ini namanya jari telunjuk 2x
Apa kata telunjuk kalau belajar jangan ngantuk
Ini namanya jari tengah 2x
Apa kata jari tengah kalau belajar jangan lengah
Ini namanya jari manis 2x
Apa kata jari manis kalau belajar jangan nangis
Ini namanya jari kelingking 2x
Apa kata kelingking kalau belajar jangan pusing

F.     Karakter Siswa yang Diharapkan       

·           Jujur
o  Guru mengkondisikan siswa untuk bekerja sendiri dalam mengerjakan LKS individual
·         Tekun
o  Guru mengkondisikan siswa untuk terlibat aktif dalam mengerjakan tugas individu (lembar kerja siswa)
o  Guru mengarahkan siswa untuk menggali informasi dari berbagai sumber tentang materi yang sedang dipelajari
·           Rasa hormat dan perhatian
o  Guru mengkondisikan siswa untuk memperhatikan pendapat/penjelasan guru dan siswa lain.
o  Guru memberikan contoh menghormati dan menghargai pendapat/penjelasan siswa dengan memberikan pujian/tepuk tangan terhadap siswa yang telah menyampaikan pendapat/gagasannya tentang materi yang sedang dipelajari
·         Percaya diri
o  Guru mengkondisikan siswa untuk percaya diri dalam melaporkan hasil pengamatan di depan kelas dan mengerjakan LKS.

G.     Alokasi Waktu
2      jp (2 x 35 menit)

H.    Pendekatan dan Metode Pembelajaran
o  Ceramah
o  Latihan/penugasan
o  Tanya-jawab
o  Demonstrasi
o  Permainan

I.       Langkah Kegiatan Pembelajaran

  1. Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
o   Berdo’a bersama
o   Mengecek kehadiran siswa melalui lembar absensi siswa
o   Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran dengan cara mengatur tempat duduk, memeriksa kelengkapan belajar siswa, memastikan siswa siap belajar.
o   Guru menjelaskan Kompetensi Dasar (KD) dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
(10 menit)
  1. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti, guru:
F Menyanyikan lagu “dua mata saya“
F Menunjukkan gambar (bercerita tentang kegiatan berkaitan dengan kegunaan anggota tubuh) dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa berkaitan dengan gambar yang diamati tersebut.
F Siswa dapat mengamati model/gambar anggota tubuh manusia secara keseluruhan.
F Menyebutkan nama anggota tubuh melalui permainan lagu “Kepala, pundak lutut kaki …” sambil memperagakannya dan siswa diminta untuk mengikutinya.
F Guru meminta siswa maju ke depan kelas secara bergantian dan menyebutkan nama bagian tubuh yang ditunjuk berdasarkan gambar yang diamati.
F Melalui permainan kartu bergambar bagian tubuh, yakni siswa maju ke depan untuk memilih satu kartu bergambar kemudian siswa diminta untuk menjelaskan kegunaan bagian tubuh yang ada pada kartu tersebut.
F Menuliskan nama-nama bagian tubuh dan kegunaanya di papan tulis dan bersama-sama membacakannya kemudian siswa diminta untuk menuliskannya di buku.
F Melalui permainan “tebak-tebakan”, secara bergantian siswa diminta memperagakan salah satu kegiatan cara merawat tubuh di depan kelas sedangkan siswa yang lain menebak jawaban kegiatan yang diperagakan tersebut.
F Guru menjelaskan lebih lanjut cara merawat tubuh dalam kehidupan sehari-hari dari permainan tebak-tebakan yang telah dilakukan.
F Menerapkan metode latihan/penugasan melalui pemberian soal LKS yang harus dikerjakan secara individual. Kemudian dikumpulkan.
F Bersama siswa membahas soal-soal LKS yang telah dijawab oleh siswa secara individual.
F Menyanyikan lagu “Apa kata jemari”  dan  instruksikan siswa untuk ikut menyanyi bersama.
F Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan dengan cara mengajak siswa untuk merenungkan kembali, bertanya, selanjutnya meminta saran dan masukan siswa berkaitan dengan kegiatan yang telah dilakukan.
(50 menit)
  1. Kegiatan Penutup
      Dalam kegiatan penutup, guru:
o   Bersama siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah berlangsung.
o   Siswa mendengar pesan-pesan moral guru untuk menjaga dan memanfaatkan semua anggota tubuh sebagai karunia Tuhan yang disyukuri.
o   Berdoa bersama siswa


(10  menit)

J.      Sumber Belajar dan Media
·         Sumber belajar
o   Buku kelas 1 SD
o   Model siswa/gambar
·         Media
o   Gambar anggota tubuh manusia dan kegiatan berkaitan dengan kegunaannya.
o   Model siswa/gambar
o   Kartu bergambar bagian-bagian anggota tubuh.

K.    Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen
    a. Tes tertulis bentuk isian dan uraian dan LKS (Kognitif)
    b. Non tes bentuk pedoman observasi aktivitas peserta didik (Psikomotor)
    c. Non tes bentuk pedoman observasi sikap peserta didik (Afektif)
2. Kisi –kisi Soal, Rubrik Penilaian dan Pedoman Penskoran
    a. Aspek Kompetensi Kognitif

No.
Indikator
Bentuk Instrumen
No. Item pada Instrumen
Item Pertanyaan
Skor Maksimal
1
Dapat menemu-tunjukkan bagian-bagian anggota tubuh manusia misalnya mata, hidung, telinga, dll (melalui instrumen LKS).
LKS
1
Manakah gambar yang menunjukkan bagian anggota tubuh bernama mata?
1







2
Manakah gambar bagian tubuh yang tidak ada di kepala?
1



3
Manakah gambar bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah?
1
2
Dapat menuliskan nama-nama bagian anggota tubuh dan kegunaannya (melalui instrumen LKS).


4
Tuliskan  nama bagian anggota tubuh sesuai dengan gambar berikut ini!  
3
3
Dapat menjelaskan kegunaan bagian-bagian anggota tubuh serta cara perawatannya dalam kehidupan sehari-hari (melalui instrumen LKS).


5
Bagaimana cara mearawat tubuh agar tetap sehat? Jelaskan sesuai gambar dibawah ini!
4


Aspek
Cara Kerja
Instrumen
No. Soal
Tingkat Kesukaran
Kriteria
Skor
Pengetahuan (kognitif)
I
LKS
1
mudah
*   Jawaban tepat,
*   Jawaban tidak tepat
1
0

2
mudah
*   Jawaban tepat,
*   Jawaban tidak tepat
1
0




3
mudah
*   Jawaban tepat,
*   Jawaban tidak tepat
1
0



4
sedang
*   Jawaban tepat,
*   Jawaban tidak tepat
3
1



5
Sukar
*   Jawaban tepat,
*   Jawaban kurang tepat
*   Jawaban tidak tepat
4
2
1
Skor Teoretis
10


b. Aspek Kompetensi Psikomotorik
  
Aspek
Pertemuan
Instrumen
Komponen Kinerja
Kriteria
Skor

Praktik/ Kinerja (Psikomotorik)

Permainan tebak-tebakan
Keaktifan dalam melakukan kegiatan
*  Aktif dalam melakukan kegiatan
*  Kurang aktif dalan melakukan kegiatan
*  Tidak aktif dalam melakukan kegiatan
2

1

0



Menyampaikan pendapat dalam kegiatan
*  Pendapat  yang disampaikan tepat dan bahasa yang digunakan tepat
* Pendapat yang disampaikan kurang tepat tetapi bahasa yang digunakan tepat
* Pendapat yang disampaikan tepat tetapi bahasa yang digunakan kurang tepat
* Pendapat dan bahasa yang digunakan kurang tepat
4



2



2



1

Skor Teoretis

6





 c. Aspek Kompetensi Afektif

Aspek
Pertemuan
Instrumen
Komponen
Kriteria
Skor
Sikap

LKS
Ketekunan
*  Aktif dalam mengikuti pembelajaran
*  Kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran
*  Tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran
2

1


0


Percaya diri
*  percara diri dalam mengemukakan pendapat dan mengerjakan LKS
*  Kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan mengerjakan LKS
* Tidak percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan mengerjakan LKS
2






1


0



Rasa Hormat/ Perhatian
*  Memperhatikan demonstrasi alat peraga yang sedang dilakukan oleh guru
*  Kurang memperhatikan demonstrasi alat peraga yang sedang dilakukan oleh guru
*  Tidak memperhatikan demonstrasi alat peraga yang sedang dilakukan oleh guru
2



1



0


Kejujuran
*  Tidak mencontek pada saat pengerjaan LKS
*  Mencontek pada saat pengerjaan LKS
2

0
Skor Teoretis
8

&   LEMBAR PENILAIANKESELURUHAN
No
Nama Siswa
Performan
Produk
Konsep (pengetahuan)
Jumlah
Skor
Nilai
Nilai Skala 100
Kinerja (Psikomotorik)
Sikap
(Afektif)
LKS



1.
2.
3.








 
 CATATAN :
@ Nilai Skala 100 = (Nilai x 100) / 72.
@ Untuk peserta didik yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.



Mengetahui,
Kepala Sekolah SDN Mata Hati,




Dewi Sri Rahayu, M.Pd.
NIP. 19931116 201801 2 005
Bandung, April 2013


Wali Kelas 1





Dewi, S.Pd.
NIP. 1023564767867600